Caraku Survive Dari Rheumatoid Arthritis

Nama saya Ronard W. Pertama kali mendengar dokter memvonis saya dengan Rematik Autoimun jenis Rheumatoid Arthritis (RA) antara percaya dan tidak semua bercampur aduk.  Akan tetapi semua sudah terjadi dan I must deal with it so let’s fun with it.

Awal cerita pada waktu itu hari kamis di bulan Mei waktu bangun tidur saya merasa ada yang mengganjal di pergelangan kaki kanan saya yang menyebabkan saya sedikit pincang saat berjalan. Pada saat itu saya hanya berpikir hanya terkilir biasa nanti mau coba urut  karena minggu depan saya hendak pergi berlibur ke bromo bersama keluarga saya( padahal mungkin ini salah satu awal dari penyakit RA saya). Hari sabtu saya datang ke rumah orang tua saya janjian dengan tukang urut langganan. Pada saat hendak diurut ibu urut melihat dan memegang pergelangan kaki saya dan dia bilang ‘ ini bukan kekilir, asam urat kali, panasnya beda soalnya. Dalam hati saya, saya gak ada asam urat, saya bagus. Akan tapi saya coba mengecek asam urat saya di RS.Atma Jaya Pluit. Menunggu sekitar 20 menit dan hasilnya pun keluar. Asam urat saya ada di point 5 (nilai rujukannya 3 – 7) jadi asam urat saya masih dalam batas normal, dan saya pun kembali ke rumah orang tua saya untuk tetap minta dipijat akan tetapi hanya setengah jam dari 1,5 jam yang biasanya. Setelah itu saya minta ibu saya untuk pencet2in pergelangan kaki saya ( ibu saya bisa berdahak kalau memencet bagian tubuh yang masuk angin) Pulang dari rumah orang tua saya saya merasa enakan tapi saya sempet berpikir untuk coba pijat lagi esok harinya ( tapi tidak jadi ). Beberapa hari kemudian saya merasa kaki saya enakan dan akhirnya hari rabu kita pergi ke bromo untuk berlibur dan pulang hari sabtu. Tidak ada rasa sakit yang saya rasakan dan saya berpikir berarti kemarin masuk angina kakinya mungkin karena kena dinginnya hawa AC. Dari bromo kita lalu ke malang untuk jalan-jalan di malang mengunjungi beberapa tempat wisata disana. Ketika sedang berjalan-jalan di Jatim park tiba-tiba kaki saya terasa ganjel kembali,  tapi saya tidak menggubrisnya dan tetap berjalan-jalan dan tetap lanjut dari jatim park lalu ke museum angkut. Sepulangnya ke hotel waktu malam kaki saya tampak bengkak sekali saya coba kompres dengan air panan akan tapi tidak pengaruh, ( karena pikiran saya kaki saya masuk angin ).

Singkat cerita sabtu akhirnya kita pulang ke jakata. Sampai di rumah saya coba kasih arak gosok, counterpain dll tetap saja bengkak . Senin saya ke dokter tulang di RS.Mitra Kemayoran ( karena waktu saya hendak daftar ke dokter saraf dan coba-coba tanya suster dengan menunjukan pergelangan kaki saya yang bengkak suster sarannya ke dokter tulang ) Waktu itu saya ke dr. Roy Edward SpOt. Setelah dicek si dokter mengatakan kalau otot archiles saya ada gejala mau putus. Dan akhirnya diberikan obat untuk 5 hari dengan jadwal hari rabu cek ulang. Lalu saya mulai konsumsi obatnya dan mulai membaik dan hari rabu saya cek ulang dokter bilang sudah bagusan, dan dijaga jangan banyak jalan dulu. Akan tetapi saya hari jumat sabtu minggu ada bazar di kemang village dan katanya ya jangan banyak berdiri saya, jangan capai- capai. Kaki saya pun mulai mebaik dengan mengkonsumsi obat yang diberikan dan tiba lah hari dimana saya ikut bazar. Semua berjalan baik dan tidak ada kendala, akan tapi di hari minggu siang mulai muncul gejala kaki saya mulai tidak enak. Dan mulai merah. Singkat cerita saya masih bertahan di hari senin dan berpikir ruam merah tersebut karena tersengat binatang dan saya coba olesin dengan zambuk. Akan tetapi semua sia-sia. Dan akhirnya hari senin saya kembali ke RS Mitra kemayoran bertemu dengan dokter penyait dalam dr.Tedi Hutomo. Setelah di cek dia biang saya terkena bakteri streptococcus. Dan saya minta untuk dirawat inap karena pada saat itu saya juga sulit berjalan seperti tertususk2 pergelangan kaki dan lutut.

 

Setelah 5 hari saya di rawat di RS.Kemayoran mulai membaik berjalan pun sudah tidak sakit. Akan tetapi di hari ke 4 saya mulai merasa sakit kembali  sampai sulit untuk berdiri dan berjalan. Dan dokter mumutuskan untuk endoskopi dll akan tetapi tidak jadi dan akhirnya keeseokan harinya saya minta pulang. Di rumah saya tetap mengkonsumi obat yang diberikan oleh dr.Tedi sampai beberapa hari saya memutuskan coba untuk kembali ke dr.Edward di RS yang sama karena saya berpikir waktu itu saya sembuh dengan beliau. Setelah di cek akhirnya dia mebrikan obat yang lebih tinggi dosisnya karena sakit saya sudah cukup lama.  Bebeapa hari mengkonsumsi obat yang diberikan cukup ampuh dan minggu depannya hari jumat saya nyusul keluarga saya ke bandung karena waktu itu keluarga cici saya dating dari luar dan berlibur di bandung. Kondisi kaki sudah mendingan dikit akan tetapi masih bengkak bengkak dan nyeri untuk jalan atau berdiri.  2 hari di bandung berlibur akan tetapi sungguh menyiksa bagi saya. Tiap kali habis jalan kaki saya bengkak akan tetapi setelah tidur malam keeseokan harinya sudah kempesan dan jalan2 lagi sebentar mulai bengkak kembali. Waktu di bandung saya direkomendasikan ke RS Satya Negara ketemu dokter penyakit dalam dr Imansyah. Akhirnya Senin di bulan Juni saya berobat ke beliau dan dia cek darah semua, Hasil waktu itu menunjukkan ada kekentalan darah,  D-Dimer saya juga tinggi. Normalnya <500 akan tapi hasil saya 2700 sekian. Lalu dokter memberikan obat antibiotic, obat pengencer darah dan juga obat untuk bengkaknya( efeknya banyak buang air kecil )  Seperti biasa setelah mengkonsumsi obat mulai membaik bengkak mulai kempes dikit , akan tetapi masih sakit di pergelangan kaki dan lutut pada saat hendak berdiri dan berjalan, Saya berjalan pun bukan melangkah tapi hanya menyeret kaki sepatah-sepatah, sakit sekali kaki pada saat itu. Beberapa minggu saya mengkonsumsi obat tersebut saya mulai baikan berjalan tidak sakit bangun berdiri tidak sakit. Dan saya pun mulai aktifitas bekerja. Beberapa hari setelah enakan mulai sakit lagi. Nyeri pada lulut dan pergelangan kaki dan akhirnya balik lagi ke dr.Imansyah dan saya minta dirawat inap. Bisa ditebak 5 hari saya di RS kondisi membaik bahkan sangat baik dan tidak ada sakit lagi.

Saya pulang ke rumah memulai berktifitas kembali seperti biasa selama beberapa minggu saya tidak ada masalah dan memasuki buan Juli saya mulai sakit lagi pada saat berdiri ataupun berjalan kaki mulai merah- merah lagi dan saya kembali lagi ke dokter dan diberikan lagi antibiotik2 yang seperti kemarin dengan tambahan beberapa obat tambahan. Di saat itu saya sempat berpikir apa saya sakit aneh2 ya ( diguna-guna orang) berbagai pikiran muncul kenapa ini. Lalu saya coba ikut misa penyembuhan ( saya dari katolik ). Waktu itu ada seorang Romo yang bisa menyembuhkan dan melihat kalau ada hal yang aneh2. Dan saya pun coba dating dan didoakan dan juga bertanya mengenai sakit saya apakah benar sakit apa karena diguna-guna dan ternyata romo menjawab karena sakit kok ini, bukan karena hal yang aneh2, lalu saya didoakan. Setidaknya terjawab satu pertanyaan.

Selama sakit istri saya sibuk menanyakan tentang referensi dokter di dalam ataupun luar negeri dan dia akhirnya mau ngajak saya pergi ke peneng atau malaka, karena ada beberapa dokter yang udah dijanjikan. Saya bilang bukannya gak mau untuk Tanya – Tanya dokter disana ( berobat kesana ) hanya saya bingung bagaimana mau jalannya. Karena sakit sekali kaki kalau kalau berjalan, bahakn untuk berjalan aja saya hanya menyeret kaki. Akhirnya opsi ke luar negeri tidak saya lakukan. Setelah mencari- mencari menyenai ciri-ciri penyait saya dan kemungkinannya penyakit apa lalu istri saya bilang coba deh ke dokter rematik autoimun karena gejalanya kok bisa- bisa sama. Dan setelah browsing-browsing akhirnya dapet prof Harry Isbagyo di RSCM Kencana. Mencoba buat janji dan akhirnya konsultasi ke beliau. Setelah di cek beliau bialng ada kemungkinan RA cm saya mau cek lab dulu. Dan akhirnya saya cek di lab gunung sahari. Prof Harry minta untuk cek Anti ccp dan HS CRP stelah beberapa hari hasilnya keluar menunjukkna Anti CCP <3 ( nilai rujukan < 5) sedangkan HS CRp 111 ( nilai rujukan <5) . Dengan hasil lab tersebut saya balik ke prof Harry di RSCM dan setelah dilihat dan di cek prof Harry langsung katakana bahwa saya sudah jelas positif RA lalu saya diresepi bebrapa macam obat. Lalu oleh suster diterangkan satu persatu macam obatnya ada satu kata yang pada saat itu membuat saya down yaitu pada saat suster mengatakan pak ini ada MTX ya, bapak tau MTX itu apa dan pada saat saya bilang tidak lalu suster menjelaskan kalau MTX itu obat kemo yang biasa dipakai untuk orang sakit cancer ( disitu saya merasa down , kaget bercampur aduk semua ) Dan suster menjelaskan cara minumnya kalau MTX diminum seminggu sekali jangan lewat, jika minum hari minggu  berarti minum setiap hari minggu, jika missal minggu depan bapak lupa lalu keiinget pas hari jumat langung minum saat itu juga dan minggu depannya minum lagi hari rabu. Akan tetapi jika minggu depannya lupa minum dna baru minum minggu depannya lagi makan treatmentnya musti ulang dari awal lagi.

 

 

 

Obat – obat yang dikasih pada saat itu: Methotrexate ( obat kemo yang diminum seminggu sekali ) , Medrol ( untuk nyeri ), asam folat ( karena minum mtx akan pengaruh ke asam folat ), carvit d3. Pada saat di ruang dokter, prof Harry bilang untuk treatment ini rada panjang 3 bulan setidaknya, tahan ya pak. Kalau bapak tidak tahan terpakasa harus suntik dan kalau suntik mahal pak. Dan saya bilang tahan dok . masa kemarin 4 bulan aja saya tahan masa 3 buan lagi gak tahan. Akan tapi saya iseng Tanya harga kalau suntik berapa dan dokter menjawab mahal pak, sekali suntik 8 juta. Sebulan butuh 2x dan seminimalnya setahun. Lalu saya itung setidaknya setahun habis 192 juta kalau dengan suntik. Lalu saya bilang ke dokter saya tahan dok. ( mahal soalnya kalau suntik ). Dokter memberikan obat tersebut untuk 1 bulan. Pulang ke rumah saya merasa stress, sedih, kaget bercampur aduk. Lalu saya cerita ke istri saya kalau saya positif RA lalu istri saya mulai browsing2 dan dia kasih tau kalau saya gak boleh cape, jaga makan, gak boleh makan berminyak, susu, daging, ayam bagusnya makan ikan, sayur buah. Dan jadinya selama sebulan saya jaga makan, hanya makan ikan kembung, sayur brokoli, dan buah apel. Saya makan itu setiap hari selama sebulan.  Selama treatment beberapa hari menunjukkan hasil yang baik dan hampir sebulan saya cek lab ulang dan hasilnya sangat baik HS CRp saya yang tadinya 111 sekarang 0,6.  Saat cek ulang ke dokter dan dokter pun rada surprise karena signifikan sekali perkembangannya. Biasa orang hanya turun 10 sd 30 point tapi bapak langsung 0,8 dari 111, sangat baik sekali. Akan tetapi treatment tetap berjalan dan saya masih harus minum obat MTX tersebut beserta kawan-kawannya.

 

 

Di bulan ke dua treatment saya mulai coba-coba makanan. Saya coba makan ayam tidak ada reaksi apa-apa. Memang kata dokter tidak ada pantangan akan tapi pasien sendiri yang merasakan karena tiap-tiap pasien trigernya berbeda. Hari demi hari saya mulai mecoba-coba makanan da nada beberapa makanan seperti martabak, telur, daging babi, daging sapi saya merasakan ha yang tidak enak di kaki saya jadi saya hindari makanan-makanan tersebut. Di bulan ke2 berat badan saya mulai naik yang tadinya 91 jadi 92. Semenjak sakit dari bulan mei sd September berat badan saya turun 15 kg sempat sampai dokter katakana jangan sampai turun atau naik lagi harus stabil karena sakit saya kemarin itu. Akan tetapi di bulan ke2 treatment dengan prof Harry Isbagyo perkebangannya sangat baik dan pas cek rutin bulanan hasilnya masih baik walau ada kenaikan di HS CRP saya karena di buan ke2 saya mulai mencoba-coba makana menjadi 3.6 yang tadinya 0,8. Setelah cek ulang dokter bilang masih dalam batas normal dan tetap diberikan obat MTX dan kawan-kawannya akan tetapi Medrol saya mulai dikurangi dosisnya.

Dibulan ke tiga saya memantau makanan saya, yang bisa saya makan saya makan, yang tidak boleh saya tidak makan. Dan hasilnya HS CRP saya turun ke 1,6 . Setelah cek ulang dokterpun bilang perkembangan bagus akhirmya Medrol saya di stop diminum kalau missal ada nyeri saja, carvit d3 boleh distop kalau sudah habis, akan tetapi MTX dan Asam folat masih terus diminum. Dan control 2 bulan lagi, nanti setelah control 2 bulan semua ok baru kita stop untuk MTX nya. Kondisi saya sekarang sudah ok dengan membatasi makanan saya. Dokter RA yang menangani saya adalah Prof Harry Isbagyo praktik di RSCM Kencana. Semoga kisah saya bisa memberikan semangat bagi pembaca, jika saya bisa survive maka andapun bisa, terus semangat dan tidak pernah menyerah sampai pulih.

       

 

 

              Ronard W

Survivor Rematoid Artritis

Bagi teman-teman autoimun yang mau memahami lebih detail bagaimana hidup sehat dengan autoimun silahkan membaca buku Autoimmune Warrior detail klik link berikut:
https://bukuautoimun.com

Atau bisa mengikuti kelas mentoring intensif sebulan bersama Saya. Klik link berikut:
https://bukuautoimun.com/kelas-mentoring/
Ditulis oleh
Kezia Yamamoto

Penulis Buku, Survivor dari 3 jenis invisible illness ( Sjogren's Syndrome, fibromialgya dan Tarlov Cyst), Pastor, Shofar Trainer, Internet Marketer, Web Developer.

Melihat semua artikel
Tinggalkan balasan (Isi Nama dan Komentar Saja)

4 comments
  • Hallo mbak,
    saya rissa. kebetulan baru tadi siang saya baru divonis oleh dokter menderita penyakit yg sama yaitu RA. sudah satu bulan kaki saya bengkak, sampai gosong-gosong, mirip seperti yg dialami oleh mbak. tumit saya dipakai jalan rasanya sakit, nggak kuat menahan berdiri lama, jalan lama juga ga kuat, besoknya pasti bagian dengkul ke bawah pasti langsung lemes. saya sudah ke dokter yg ketiga ini.
    dokter pertama memvonis ada yg bermasalah dengan ginjal saya, lalu dokter kedua bilang saya hanya kurang olahraga, lalu di dokter ketiga ini baru ketauan penyakitnya.
    lalu, beberapa hari lalu saya sempat makan sayur bayam, ternyata bangun-bangun saya nggak bisa jalan, saya jalan sampai ngesot mbak. sedih rasanay 🙁
    tapi saya masih aktivitas seperti biasa, saya masih kerja setiap hari, saya masih bisa mengendarai motor, cuman saya nggak kuat jalan untuk rentang waktu agak lama.

    • kita harus mengenali tubuh sendiri. dan butuh waktu jadi sabar ya… mengenai RA bisa lihat di channel saya Autoimmune TV ada penjabaran mengenai RA. tips survive nya bisa baca di postingan lainnya

  • Perkenalkan saya iadiana.sy termasuk pasien dg diagnosa autoimun RA. Pengobatan di RSPAD.

    Namun, blm pernah cek lab ccp, crp, ana.

    Dokter mendiagnosa dg hasil lab hematologi sj.

    Saya mau tanya,, untuk pemeriksaan ccp, crp , ana. Biaya nya brapa yah?? Krn di rspad tdk ada.

    • untuk detail harga bisa telpon ke prodia karena saya tidak menghafal harganya :-p kalo ANA IF dan ANA Profile seitar 4 juta an total, kalo crp dan lainnya saya lupa harganya. silahkan kontak langsung prodia ya. browsing aja trus telpon cabanga terdekat.

Ditulis oleh Kezia Yamamoto