Ada sebuah cerita tentang si A dihari pertama dia bertemu si B
[trx_chat title=”Si A” photo=”https://keziayamamoto.com/wp-content/uploads/2015/07/team-1.jpg”]Temanku masuk rumah sakit, dia kecelakaan ditabrak motor dan lukanya sangat parah sampai harus operasi.[/trx_chat]
[trx_chat title=”Si B” photo=”https://keziayamamoto.com/wp-content/uploads/2015/07/image4.jpg”]Dimana kejadiannya? Kenapa bisa tertabrak?[/trx_chat]
[trx_chat title=”Si A” photo=”https://keziayamamoto.com/wp-content/uploads/2015/07/team-1.jpg”]Dia mau menyebrang. Mobil-mobil sudah berhenti dan ketika dia menyebrang ada motor yang menabrak. Sampai terpelanting.[/trx_chat]
[trx_chat title=”Si B” photo=”https://keziayamamoto.com/wp-content/uploads/2015/07/image4.jpg”]Bagaimana keadaan sekarang ?[/trx_chat]
[trx_chat title=”Si A” photo=”https://keziayamamoto.com/wp-content/uploads/2015/07/team-1.jpg”]Parah. Dan buruknya lagi yang menabrak tidak bertanggung jawab, karena tidak punya uang tidak bisa bayarin, sudah begitu hanya mengunjungi sekali saja. Sangat tidak tahu diri. [/trx_chat]
[trx_chat title=”Si B” photo=”https://keziayamamoto.com/wp-content/uploads/2015/07/image4.jpg”]Kamu ada di lokasi waktu kejadian kecelakaan?[/trx_chat]
[trx_chat title=”Si A” photo=”https://keziayamamoto.com/wp-content/uploads/2015/07/team-1.jpg”]Tidak, Saya hanya mendengar ceritanya.[/trx_chat]
Keesokan harinya ketika A bertemu dengan C,D dan E lalu dia menceritakan hal yang sama dengan antusias dan menyatakan bahwa temannya yang benar, sedangkan si penabrak adalah pihak yang salah dan tidak tahu diri.
Pernahkan anda mengalami hal seperti cerita di atas? anda menjadi pendengar atau menjadi orang seperti si A yang tidak ada di lokasi kejadian, hanya karena mendengar cerita temannya lalu menceritakan kembali dengan asumsi seolah-olah tahu kebenaran sesungguhnya sehingga tahu siapa yang benar dan salah.
Berapa sering kita mudah menghakimi orang mana yang benar dan salah. Ketika melihat orang sakit kita berkata “pasti dia berdosa” ketika kita melihat orang miskin kita berkata “pasti dia malas”, padahal belum tentu demikian. Ada begitu banyak alasan yang kita belum tentu pahami. Jangan jadi orang yang mudah menghakimi. Jangan pakai mulut kita untuk mengutuki dan mengucapkan hal yang sia-sia. Jangan jadi hakim-hakim masa kini yang mudah menyalahkan orang lain tanpa tahu permasalahan yang sebenarnya. Jangan hanya karena mendengar saja lalu anda berpikir anda bisa mengerti siapa yang salah, karena setiap orang terkadang merasa benar menurut pemikirannya masing-masing. Pikirkanlah jika anda adalah orang itu. Pikirkanlah jika orang lain menghakimi anda seperti yang anda lakukan. Akan lebih baik jika kita berdoa buat mereka dan melakukan sesuatu untuk menolong mereka, itu akan lebih menyenangkan Tuhan dari pada menghakimi dan mengutuki orang lain. Yesuspun memberi teladan untuk tidak mudah menghakimi orang.
Jangan selalu menganggap diri paling benar.
Matius 7:2
Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.
Jadilah saksi Kristus yang penuh kasih, bukan penuh penghakiman terhadap orang lain. ketika kita berhenti dari menghakimi, hidup kita akan damai sejahtera dan kita akan diberkati. Have a blessed day.
HambaNya,
Kezia Yamamoto
TODAYS JUDGES
There is a story about A. This is the first day he met B…
A: my friend just got admitted to the hospital, he was hit by a motorcycle and suffered severe injuries that needed surgery
B: where did it happen? Why ?
A: He wanted to cross the road. All the cars had stopped when he tried to cross, then a motorcycle crashed into him until he was thrown off.
B: How are things now with him?
A: Severe condition. And the bad thing is that this is an irresponsible motorcyclist that had crashed into him. He did not have money to pay the hospital, so he only visited him once. Very irresponsible.
B: You are on the location of the accident when it happened?
A: No, I just heard the story.
The next day when A meets with C, D and E, he told the same thing with enthusiasm and stated that his friend was right, while the motorcyclist is in the wrong and do not consider the matter from both sides.
Have you ever experienced anything like the story above? That you are a listener of someone’s story and you retell the story assuming that you know the real truth to say who is right and wrong.
How easy it is for us to judge what is right and wrong. When we look at the sick we say, “Surely he sinned”; when we see poor people we say, “He’s definitely lazy”; yet it is not necessarily so. There are so many reasons that we may not necessarily understand. Do not pass judgment on others so easily. Do not use your mouth to curse and say things in vain. Do not become judges. It is easier to blame others without knowing the real issues. Do not judge only by hearing a story and assume you can understand who is at fault. Because everyone can sometimes feels right in their own thinking. Just consider it if you were that person in place. Think as you judge others as you would be in that person’s place. It would be better if we pray for them and do something to help them, it would be more pleasing to God than judging others and despising others. Jesus set an example in being non-judgmental to others.
Do not always assume you are right in yourself.
Matthew 7: 2
For with the judgment you use to judge, ye shall be judged, and the measure you use to measure, it will be measured to you.
Be a witness of Christ’s love instead of passing judgment on others. When we stop to judge others, our lives will be at peace and we will be blessed. Have a blessed day.
His servant,
– Kezia Yamamoto, S.Kom., M.Th. –
Bagi teman-teman autoimun yang mau memahami lebih detail bagaimana hidup sehat dengan autoimun silahkan membaca buku Autoimmune Warrior detail klik link berikut:
https://bukuautoimun.com
Atau bisa mengikuti kelas mentoring intensif sebulan bersama Saya. Klik link berikut:
https://bukuautoimun.com/kelas-mentoring/