Anda Depresi Karena Autoimun? JANGAN BUNUH DIRI!

Hai hai para pejuang Autoimun berbagai jenis di seluruh Indonesia, selalu sehat dan semangat ya.. baik yang sudah remisi obat maupun yang masih sering flare. Hari-hari ini saya mendapati banyak sekali berita (hampir setiap hari) mengenai tindakan bunuh diri dengan berbagai cara (tidak perlu saya sebutkan) dan dengan latar belakang yang beraneka ragam. Saya mencoba menyikapi dari sisi survivor invisible illness (karena banyak orang bunuh diri karean merasa penyakitan dan tidak berarti lagi) yang dalam beberapa tahun ini menjadi survivor dan berinteraksi dengan banyak odamun berbagai jenis. Dalam interaksi itu, saya mendapati tidak sedikit yang depresi dengan keadaannya bahkan ingin bunuh diri T_T sesuatu yang menyedihkan buat saya. Saya mengalami yang kurang lebih sama; intimidasi, penolakan, diabaikan, berjuang sorang diri baik keuangan maupun kehidupan sehari-hari, sempat lumpuh dan tidak bisa berbuat apapun sat itu. Namun meskipun sayapun masih berjuang sampai hari ini dengan keadaan saya yang masih kadang flare bahkan saya menulis ini setelah saya baru pulih dari pingsan di rumah sendirian tanpa pertolongan dari siapapun, bangun sendiri berjuang sendiri namun seburuk-buruknya kondisi saya, tidak pernah terlintas untuk bunuh diri. Mengapa? karena bersyukur itu lebih baik (menurut saya). Namun belum tentu semua orang sama seperti saya. faktor dukungan keluarga, pasangan, keadaan fisik, pikiran, kemampuan memanage perasaan juga sangat penting.

Sebagai odamun saya paham bahwa tidak selalu lingkungan mendukung, ada yang diabaikan keluarganya, sama sekali tidak diperhatikan dan didukung ketika lemah, ditinggal pasangannya, ada yang tidak mampu berobat karena keterbatasan ekonomi, ada yang bingung dengan tubuhnya sendiri karena tidak kunjung sembuh, bahkan justru semakin memburuk, ada yang kebingungan dengan dokter yang menangani harus dokter apa, dan masih banyak lagi. Oleh sebab itu dengan segala keterbatasan, saya mencoba membuat video edukasi, artikel edukasi, bukan menggurui bukan karena saya mengerti banyak, tapi lebih kepada supaya orang di luar sana mengerti bahwa  odamun tidaklah sendiri. banyak koq yang senasib bahkan lebih parah keadaannya. Ada loh kasus-kasus yang masih sangat jarang, bahkan menyebut namanya saya susah. ada yang namanya indah tapi tak seindah penyakitnya.

Oleh sebab itu bagi para pendamping/keluarga/relasi jika mengetahui sekitarnya adalah odamun kiranya lebih berhati-hati dalam berkata dan bersikap, karena bisa-bisa kita menyebabkan mereka menjadi stress dan depresi. belajarlah lebih peduli karena sangat kasihan jika mengerti penderitaan yang dialami odamun apalagi yang kristis kondisinya, banyak dari kami yang mengalami sekujur tubuh sakit belum lagi kulit yang melepuh, rambut yang rontok berlebihan, mudah pingsan, otot dan syaraf rusak, tidak menentu setiap hari. Mohon tidak menambahi dengan kata-kata negatif dan kasar apalag intimidasi. mungkin lebih baik diam daripada kata-kata kita menyakiti odamun.  https://www.youtube.com/watch?v=kbs2DadEnzc

 

Saya membagikan tips bagi odamun yang merasa sangat depresi dengan keadaannya, bisa melakukan beberapa hal ini

FOKUS DAN BERSYUKUR DENGAN YANG MENDUKUNG

ketika dirasa sekitar tidaklah mendukung, jangan fokus di situ. keluarlah, carilah orang yang bisa dipercaya untuk mendukung dan memberikan masukan positif. dan saran saya jangan curhat di media sosial ya ketika depresi karena rawan kejahatan. ketika saya mengalami keadaan terpuruk, tidak semua keluarga mendukung, saya yatim piatu dan saya tinggal sendiri, teman-teman juga banyak yan gsalah mengerti karena semakin lama keadaan saya semakin buruk. atas semua itu saya tidak fokus dengan yang buruknya, saya fokus dengan orang yang masih mau peduli dengan keadaan saya, saya punya sahabat yang baik, tidak banyak bicara tapi selalu siaga antar ke rumah sakit ketika drop,  beberap orang di lingkungan gereja termasuk pendeta saya sigap memberikan masukan dan pertolongan. merekalah keluarga saya sekarang. saya puna tetangga sebelah yang selalu baik dan menanyakan kabar. semua itu jika dihitung bisa dengan sepuluh jari saya, tapi saya bersyukur. ketika fokus dengan yang baik, kesehatan kita akan membaik, namun ketika fokus dengan yang negatif maka akan memperburuk keadaan. percayalah kebencian dan kemarahan terhadap yang tidak mendukung tidak akan pernah berdampak baik dalam hidup kita. so just moving forward!

 

BERGABUNG DALAM K OMUNITAS / MEMBUAT KOMUNITAS

kita tidak sendiri, dan jika merasa sendirian dalam menghadapi penyakit autoimun ada baiknya kita mencari komunitas. memang di Indonesia belum banyak dan belum semuanya informatif. oleh sebab itu carilah komunitas yang sesuai dengan jenis autoimun anda untuk berbagi informasi. jika belum ada yang sejenis ya buatlah! jadilah history maker, ubah kelemahan kita menjadi kekuatan, barangkali dengan kita mengumpulkan orang-orang yang senasib kita bisa lebih semangat menjalani hidup karena tidak sendirian, bisa sharing pengalaman, bisa saling support. Jika anda ingin info komunitas bisa komen dibawah, barangkali saya punya infonya (belum tentu saya tahu, dan belum tentu saya mereferensikan meskipun saya tahu karena saya menyaring berdasar pengalaman, ada beberapa leader komunitas yang arogan, bahkan hanya mengumpulkan massa untuk kepentingan pribadi, sehingga saya tidak mau menjerumuskan orang ke tempat yang salah) ada dalam komunitas juga bisa membuat kita lebih bersyukur. namun jika orangnya mudah stress dengan kondisi orang sekitar, perlu dipertimbangkan lagi karena bisa-bisa malah tambah stress setelah mengetahui orang lain sampai mengalami keadaan yang parah. Jika stress dengan komunitas ya keluarlah! saya tidak mengerti anda pembaca semua type nya seperti apa, saya hanya memberikan panduan dasar. sisanya kembali ke diri masing-masing. SAYA HANYA FASILITATOR, NOT A DOCTOR

 

MEMINTA BANTUAN PIHAK PROFESIONAL

jika dirasa sangat depresi dan membutuhkan informasi terkait depresi, membutuhkan bantuan dari pihak lain hubungilah pihak profesional. kita bisa menghubungi  psikiater, bisa menghubungi dokter kesehatan jiwa di Puskesmas dan Rumah Sakit terdekat atau  bisa juga mengubungi LSM. berikut saya mendapat informasi mengenai lembaga yang peduli dan bisa membantu yaitu :

LSM Jangan Bunuh Diri

email: janganbunuhdiri@yahoo.com 

telepon: 021 9696 9293  

 

program pendampingan organisasi In to the light

email pendampingan_itl@yahoo.com

facebook: http://www.facebook.com/intothelightid

Twitter: http://www.twitter.com/intothelightid

Instagram: http://www.instagram.com/intothelightid 

 

Jangan mengakhiri hidup dengan bunuh diri karena merasa tidak lagi ada harapan, percayalah jika kita terus berusaha dan tidak menyerah maka jalan akan kita temukan. Sayapun merasa penuh keterbatasan dan tidak bisa membantu semua odamun yang sering kontak lewat inbok sosmed dan WhatsApp/LINE namun setidaknya saya mungkin bisa memberikan info pihak lain yang lebih kompeten dan kredibel untuk membantu para odamun di luar sana. keep smile, keep positive. jangan bunuh diri ya!!!

 

note :

foto diambil hanya sebagai ilustrasi saja, foto pribadi diambil setelah pulih dari pingsan dan sedang recovery di rumah teman (bukan percobaan bunuh diri loh ya) kali ini saya serius, ngga pake songong ngga pake emo nyebelin seperti biasa 🙂 

 

Kezia Yamamoto, S.Kom, M.th

-survivor 3 invisible illness-

-salah satu founder Sjogren’s Syndrome Indonesia-

-founder Fibrimialgya Indonesia Comunity-

Bagi teman-teman autoimun yang mau memahami lebih detail bagaimana hidup sehat dengan autoimun silahkan membaca buku Autoimmune Warrior detail klik link berikut:
https://bukuautoimun.com

Atau bisa mengikuti kelas mentoring intensif sebulan bersama Saya. Klik link berikut:
https://bukuautoimun.com/kelas-mentoring/
Ditulis oleh
Kezia Yamamoto

Penulis Buku, Survivor dari 3 jenis invisible illness ( Sjogren's Syndrome, fibromialgya dan Tarlov Cyst), Pastor, Shofar Trainer, Internet Marketer, Web Developer.

Melihat semua artikel
Tinggalkan balasan (Isi Nama dan Komentar Saja)

2 comments
Ditulis oleh Kezia Yamamoto