AUTOIMMUNE BUKAN AIB DAN TIDAK MENULAR

sebelumnya saya sudah menuliskan mengenai autoimmune dari sisi odamun (orang dengan autoimun) agar bisa survive.  Pada kenyataannya yang seringkali dihadapi oleh odamun (orang dengan autoimun) adalah intimidasi mengenai penyakit yang mereka derita apapun jenisnya, sehingga membuat keadaan semakin buruk. Oleh sebab itu hal yang perlu kita pahami sebagai odamun maupun keluarga atau rekannya agar dapat membantu menuju pemulihan antara lain pemahaman yang benar mengenai penyakit autoimun: 7-hal-yang-bisa-dilakukan-untuk-survive

AUTOIMUN BUKAN AIB

ketidakmengertian mengenai autoimun secara gamblang membuat kebanyakan orang salah meresponi, sehingga sebagai penderita tidak jarang menyembunyikan fakta bahwa dirinya terkena autoimmmune karena takut terhadap intimidasi sekitarnya. takut dianggap penyakitan, takut dianggap tidak lagi mampu hidup normal seperti dulu, takut tidak akan sembuh selamanya, juga takut mati karena penyakit autoimun ini. Tidak jarang terjadi ketakutan itu juga dari pihak keluarga, orangtua, pasangan atau pendamping odamun. Tidak ada di dunia ini orang yang ingin sakit kan? semua ingin sehat, namun seiring berjalannya waktu dan bertambah usia disertai dengan gaya hidup dan faktor lingkungan, kita tidak tahu akan seperti apa kesehatan kita. Kasus Autoimun juga banyak dijumpai pada orang dengan gaya hidup sehat yang tidak pernah konsumsi junkfood, tidak minum alkohol dan punya kebisaan baik dalam hidup. Jadi, tidak bisa disamaratakan mengenai penyebabnya. bisa jadi genetik, turunan dari orangtua yang tentunya tidak diingini siapapun. Autoimun bukan Aib, tidak ada seorangpun yang menginginkannya. tapi jika sudah terjadi dan melekat dalam hidup kita, jangan diabaikan.

Jadi mulailah menerima kenyataan bahwa memang ada error system dalam tubuh kita. Penolakan tidak akan mengubah apapun kan? lebih baik menerima sebagai bagian hidup yang harus dijalani daripada menolak. menerima juga bukan berati bahagia hahahihi hore hore dengan autoimun, tapi lebih kepada bersyukur. Selanjutnya mulailah find solution. ketika terdiagnosa tidak jarang orang-orang ketakutan, sedih, meratapi keadaan padahal belum apa-apa, baru terdiagnosa. Inilah pentingnya mencari informai sebanyak-banyaknya. Di luar banyak sekali yang lebih parah keadaannya dan bisa survive. Jangan malu dan takut, seandainya orang meninggalkan kita karena sakit ya biarlah. kita akan tahu siapa orang yang tulus ketika kita ada di keadaan terpuruk siapa yang setia menemani dan ketika di puncak teratas siapa yang ikut berbangga (bukan malah iri) menyandang penyakit autoimun sudah berat, jadi minimalkan stress. belajar let it go dengan hidup. yang hendak pergi dari hidup kita pergilah, yang setia mengasihi dan mendampingi syukurilah! yang belum terjadi akan masa depan jangan dibawa stress. Hiduplah di masa sekarang, saat ini bukan masa lalu atau masa depan yang belum kita tahu.

Lalu untuk pendamping odamun/keluarga, edukasilah diri sendiri supaya bisa membantu menyemangati odamun. Bantu odamun kenali tubuhnya, ketika depresi dan emosi mereka tidak stabil dengarkanlah saja dan ajaklah refreshing. hati gembira adalah obat, ketika odamun bisa dianggap tetap penting, berharga, dikasihi oleh keluarganya itu adalah obat yang sangat manjur yang akan menolong odamun untuk pulih. Perlu diingat juga bahwa kita perlu menjaga kata-kata kita sehari-hari ketika menampingi odamun. Odamun itu badannya tidak menentu, sang pemilik tubuh saja seringkali tidak bisa menjelaskan apa yang dialami, saking sakitnya tidak karuan, jadi jangan menghakimi mereka sebagai pemalas, pembohong. Memang sulit untuk menjelaskan rasa sakitnya yang menyebar di seluruh tubuh. Mari belajar peduli.

AUTOIMUN TIDAK MENULAR

Autoimun itu tidak menular. saya ulang lagi ya bahwa penyakit autoimun itu bukan penyakit kelamin. so please buat yang kenal odamun atau keluarganya odamun jangan dijauhi. Odamun sudah sakit, susah keadaannya dengan kondisi yang tak menentu jangan ditambahi. Sebagai survivor juga harus paham ini. Jika misal dalam keluarga ternyata ada beberapa yang terkena autoimun yang sama berarti itu genetik, turunan bukan karena penularan saat ini. Ada banyak yang inbox sosmed saya bercerita tentang awal terdiagnosa autoimun karena sering antar rekannya berobat, lama kelamaan gejala yang dirasakan ternyata mirip lalu periksa dan ternyata ybs juga terkena autoimun. Itu bukan karena tertular temannya, karena memang tubuhnya kena autoimun hanya tubuh baru memberi alarm yang kuat, selama ini belum terlalu dirasakan. Hidupkah yang realistis jika menyangkut hasil lab autoimun. Tidak ada cerita karena merawat orang dengan autoimun lalu tertular. Jika seorang ibu kena autoimun juga belum tentu anaknya akan mewarisi autoimun. Tidak ada yang menjamin 100% anaknya bakalan kena autoimun juga, belum tentu jadi jangan dikhawatirkan secara berlebihan. Jika kita tau autoimun sejak awal kita bisa melakukan banyak tindakan prefentif supaya kehidupan berjalan baik-baik saja seperti orang normal. Apakah bisa? PASTI BISA. yang keadaannya parah sekalipun ketika mau berjuang dan mengelola hidup sehari-hari dengan benar dan semangat bisa pulih dan lepas obat dengan cepat, apalagi yang baru terdiagnosa. lalu bagaiman mengenai kematian? semua penyakit bisa buat orang meninggal. orang demam ya bisa meninggal, orang flu ya bisa meninggal, tersedakpun bisa buat orang meninggal, ngga usah bicara penyakit parah seperti kanker apalagi kita autoimun, Nah orang sehatpun bisa meninggal kan? kita cuma nunggu giliran saja koq, jadi tidak perlu ditakutkan 🙂 hidupkah untuk hari ini dengan antusias dan lakukan yang terbaik, dan jangan merasa paling menderita di dunia ini.

Karena autoimun tidak menular, lalu kenapa harus malu? kenapa takut mengakui kepada keluarga, sahabat, teman-teman kerja bahwa kita odamun? Jangan takut dengan alasan nanti dianggap tidak sanggup bekerja. Jujurlah justru supaya pikiran tenang dan lingkungan juga tahu keadaan kita, jika ada yang mencibir ya biarlah. Jika memang harus berhenti kerja ya masa Tuhan tidak bantu kita untuk bisa tetap produktif? banyak cara untuk menghasilkan uang asal kita mau usaha. banyak usaha yang bisa dikerjakan di rumah dan waktunya fleksibel. Ketika kita menyembunyikan kenyataan karena malu atau takut justru itu akan menambahi beban pikiran dan justru menjadikan kita stress dan stress adalah penyebab utama kambuhan dan sulit untuk pulih. Jadi pilih mana? belajar mengelola stress dengan hidup di atas kenyataan terlepas dari apa kata orang namun kondisi badan makin baik, ATAU hidup menyembunyikan kenyataan namun makin stress dan makin sakit? pilihan di tangan kita.

Saya merasakan nyeri tulang sejak usia TK berarti sudah sekitar 26 tahun dan 5 tahun terakhir berobat intensif. Saya yatim paitu, berjuang seorang diri. Sebagai penderita autoimun, fibromyalgia dan tarlov cyst membuat saya lumpuh, sempat mengalami brainfog yang parah, sering pingsan mendadak, ditolak oleh banyak orang, pernah kehabisan uang untuk berobat, ditinggal pasangan dan kehilangan banyak kesempatan kerja yang bagus. Saya menerima semua itu dengan ucapan syukur dan menganggap semuanya adalah bagian dari prosess kehidupan. Ketika kita bisa menerima dengan bersyukur lalu mau semangat berjuang. sesulit apapun kita akan bisa melaluinya. Saya Kezia, saya kena autoimun, saya tidak malu dan takut karena Autoimun bukan aib dan tidak menular. Autoimun hanya membuat hidup saya berbeda. itu saja. Bagaimana dengan anda?

 

don’t crack under pressure!

Kezia Yamamoto, S.Kom, M.Th

Bagi teman-teman autoimun yang mau memahami lebih detail bagaimana hidup sehat dengan autoimun silahkan membaca buku Autoimmune Warrior detail klik link berikut:
https://bukuautoimun.com

Atau bisa mengikuti kelas mentoring intensif sebulan bersama Saya. Klik link berikut:
https://bukuautoimun.com/kelas-mentoring/
Ditulis oleh
Kezia Yamamoto

Penulis Buku, Survivor dari 3 jenis invisible illness ( Sjogren's Syndrome, fibromialgya dan Tarlov Cyst), Pastor, Shofar Trainer, Internet Marketer, Web Developer.

Melihat semua artikel
Tinggalkan balasan (Isi Nama dan Komentar Saja)

2 comments
Ditulis oleh Kezia Yamamoto